Halaman

Selasa, 03 Desember 2019

Pembahasan dasar Pelabuhan


Halo semua, kali ini kita akan membahas tentang pelabuhan dan jenis jenis strukturnya.

Apa sih pelabuhan itu?
Dalam Bahasa Indonesia dikenal 2 istilah yang berhubungan dengan arti pelabuhan yaitu Bandar dan Pelabuhan. Bandar (harbor) adalah daerah pelabuhan yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapal-kapal. Sementara pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang/arus, sehingga kapal dapat berputar (Turning basin), bersandar/membuang sauh sehinnga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan, guna mendukung fungsi-fungsi tersebut di bangun dermaga, jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya sehingga fungsi pemindahan muatan  dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju tujuan selanjutnya dapat dilakukan. Beberapa hal yang melatarbelakangi  pembangunan suatu pelabuhan, diantaranya :
1)    Untuk membuka daerah yang terisolir.
2)    Untuk mempelancar hubungan anatar pulau, pantai dan internasional.
3)    Untuk keperluan penyebaran hasil industri, perikanan, pertanian, pertambangan dll.
4)    Untuk keperluan militer dan keperluan keamanan.
5)    Sebagai sarana perdagangan dan keperluan perekonomian.

Gambar 1. Pelabuhan

Untuk memberi pelayanan yang baik maka pelabuhan harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya sebagai berikut :
1)    Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti  jalan raya dan kereta api agar barang barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah dan cepat.
2)   Pelabuhan berada disuatu lakosi yang mempunyai daerah belakang(daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
3)    Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
4)   Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan herus mampu membuang sauh selama menunggu merapat ke dermaga.
5)   Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang(kran, dsb) dan gudang-gudang penyimpanan barang.
6)    Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.
Lalu apa fungsi pelabuhan?
Adapun fungsi dari pelabuhan yaitu :
1)      Link (Mata Rantai)
Merupakan bagian atau salah satu segmen dari seluruh rangkaian sistem tranportasi.
2)      Interface (Titik Temu)
Mempertemukan moda transportasi darat dengan moda transportasi laut
3)      Gateway (Gerbang)
Sebagai pintu utama melalui dimana arus keluar masuknya barang perdagangan dari dan ke daerah belakang (hinterland) pelabuhan.
4)      Industrial Entity (Industrial Estate)
Untuk pengembangan industri dalam daerah pelabuhan yang berorientasi ekspor.
Apa saja jenis pelabuhan?
Terdapat berbagai macam jenis pelabuhan, tergantung dari sudut mana meninjaunya. Sudut tinjau tersebut antara lain: segi penyelenggaraan, segi pengusahaan, segi fungsinya dalam perdagangan nasional dan internasional, segi penggunaan, serta letak geografis. Ditinjau dari segi penggunaan, pelabuhan dapat diklasifikasikan menjadi 7 macam, yaitu :
1)    Pelabuhan barang
2)    Pelabuhan ikan
3)    Pelabuhan minyak
4)    Pelabuhan container/peti kemas
5)    Pelabuhan passenger/penumpang
6)    Pelabuhan campuran
7)    Pelabuhan pangkalan militer

Fasilitas pelabuhan apa saja ya?
Fasilitas bangunan pelabuhan adalah suluruh bangunan / konstruksi yang berada dalam daerah kerja suatu pelabuhan baik itu di darat maupun di laut yang merupakan saran pendukung guna memperlancar jalannya kegiatan yang ada dalam pelabuhan.
4.1     Fasilitas di Laut:
1)      Alur pelayaran
Yaitu daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah pelabuhan. Alur ayaran ini dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu (pertama) artificial channel adalah alur yang sengaja dibuat sebagai jalan masuk kapal ke dermaga dengan mengadakan pengerukan dan (kedua) natural channel yaitu alur pelayaran yang telah terbentuk sedemikian rupa oleh alam.
2)      Kolam Pelabuhan
Daerah disekitar dermaga yang digunakan kapal untuk melakukan aktivitasnya. Kolam Pelabuhan Minimal harus memiliki ukuran Panjang (L)= B + 1,4 B + 1,5 B + 30m, dan Lebar (W) = 1,5 B (dimana B = Lebar kapal) dan turning basin = 4 L tanpa tug boat dan 1,7 L sampai dengan 2 L dengan tug boat
3)      Breakwater/talud
Salah satu bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk melindungi daerah pelabuhan dari gelombang dan sedimentasi, yaitu dengan memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dan bertambat dengan tenang serta dapat melakukan bongkar muat dengan lancer. Talud ini dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu (a) penahan gelombang batu alam (rubble mounds breakwater). (b) penahan gelombang batu buatan (artificial breakwater) (c) penahan gelombang dinding tegak.
4)      Dermaga
Sarana Tambatan Bagi Kapal Bersandar Untuk Bongkar/Muat Barang Atau Embarkasi/Debarkasi Penumpang

4.2         Fasilitas di Darat:
1)      Jalan
suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. lintasan ini menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Fungsi jalan adalah untuk melancarkan kegiatan bongkar muat di pelabuhan
2)      Lapangan penumpukan
       Fasilitas penumpukan merupakan bagian terpenting dalam memperlancar arus kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.
      Dikutip dari website bantenport.co.id. Lapangan penumpukan di bagi menjadi 2 jenis, yaitu:
      1. Open Storage
           Untuk barang barang konvensional
      2. Container Yard (CY)
          Untuk penumpukan peti kemas dan dilengkapi dengan rubber tyre Gantry Cranes (RTG)
3)      Gudang
tempat yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal.
4)      Kantor, terminal penumpang
5)      Bak air, emplaseme.
6)      Mooring buoy
    Secara definisi merupakan suatu fasilitas untuk mengikat kapal saat berlabuh agar tidak terjadi  pergeseran yang disebabkan gelombang, arus dan angin. Komponen utamanya adalah pelampung  penambat, beton pemberat, jangkar dan rantai antara jangkar dan pelampung.
      Dikutip dari website WWF "Mooring buoy adalah tambat apung yang digunakan untuk tambatan kapal, dan sebagai marka untuk menjatuhkan jangkar. Mooring buoy dirancang agar dapat  dioperasikan cepat dengan kesatuan terdiri dari jangkar, rantai jangkar (anchor chain), mooring gear, rigging."


Gambar 2. Fasilitas pelabuhan


Lalu bagaimana dengan strukturnya?
Pemilihan jenis struktur dermaga dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani (dermaga penumpang ataupun barang yang bisa berupa barang satuan, curah, atau cair), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi, dan tanah dasar laut. Di bawah ini merupakan jenis-jenis struktur demaga yang pada umumnya sering ditemui:

1)      Deck On Pile
Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure) menggunakan serangkaian tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban di lantai dermaga, termasuk gaya akibat berthing dan mooring, diterima sistem lantai dermaga dan tiang pancang pada struktur dermaga ini.

Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya serta dilapisi dengan perkuatan (revement) untuk mencegah tergerusnya tanah akibat gerakan air yang disebabkan oleh manuver kapal. Untuk menahan gaya lateral yang cukup besar akibat berthing dan mooring kapal, dapat dilakukan pemasangan tiang pancang miring. Pada umumnya, jenis struktur tiang pada Struktur Dermaga Deck On Pile sedikit sensitif terhadap getaran-getaran lokal seperti tumbukan bawah air akibat haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya.
Keuntungan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) sudah umum digunakan, (2) mudah dilaksanakan, dan (3) perawatan lebih mudah.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Deck On Pile: (1) diperlukan pekerjaan pengerukan dengan volume yang cukup besar, (2) diperlukan proteksi pada kemiringan tanah di bawah lantai dermaga, dan (3) diperlukan pemasangan tiang miring apabila gaya lateral cukup besar.


Gambar3. Bentuk Struktur Dermaga Deck On Pile

    
2)      Sheet Pile
Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile (turap atau dinding penahan tanah) untuk
menahan gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar kolam. Struktur Dermaga Sheet Pile adalah jenis struktur yang tidak memperdulikan kemiringan alami dari tanah. Struktur jenis ini biasanya dibangun pada garis pantai yang memiliki kemiringan curam dimana, pada umumnya, tanah pada bagian laut kemudian dikeruk untuk menambah kedalaman kolam pelabuhan. Tiang pancang masih diperlukan untuk menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk membantu sheet pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat direncanakan dengan menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun tanpa penjangkaran. Sistem penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur batu. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet Pile kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
 Keuntungan Struktur Dermaga Sheet Pile adalah tidak memerlukan pengerukan tanah di bawah deck.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Sheet Pile: (1) perlu perlindungan terhadap korosi, (2) perlu perbaikan tanah, dan (3) masih memerlukan tiang miring.



Gambar 4. Bentuk Struktur Dermaga Sheet Pile


3)      Diaphragma Wall
Selain sheet pilediaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan tekanan lateral tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton bertulang berukuran besar yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton dengan kemiringan tertentu dimaksudkan agar terjadi geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan konstruksi yang mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai dermaga) maupun horizontal pada dermaga. Barrette pile dapat digunakan pada struktur ini, yang berfungsi sebagaianchor untuk diaphragma wall, keduanya dihubungkan oleh sistem tie beam atautie slab. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding danterjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) waktu pelaksanaan relatif singkat, dan (2) dinding dapat dirancang menerima gaya aksial.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Diaphragma Wall: (1) harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidang ini, (2) memerlukan material khusus, dan (3) memerlukan peralatan khusus.



Gambar 5. Bentuk Struktur Dermaga Diaphragma Wall dgn Barette Pile

4)        Caisson
Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure. Pada prinsipnya, struktur dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan beban-beban vertikal dan horizontal pada struktur dermaga serta untuk menahan tekanan tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-blok beton bertulang berbentuk kotak-kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga dengan cara diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan dengan mengisi dinding kamar-kamar caisson dengan pasir laut ataupun batu.Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Caisson kurang cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Caisson: (1) blok-blok caisson dapat dibuat di temapt lain dan (2) dapat dliaksanakan pada kondisi tanah yang jelek.
Kerugian/hambatan Struktur Dermaga Caisson: (1) diperlukan perbaikan tanah alas caisson agar mampu menahan berat caisson dan beban yang akan bekerja dan (2) diperlukan keahlian khusus untuk pembuatan blok-blok beton dan penempatan caisson.



Gambar 6. Bentuk Struktur Dermaga Caisson (Sumber: Triatmodjo, 1999)


Gambar 7. Bentuk Struktur Dermaga Caisson

5)        Dolphin’s System
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga dengan darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur Dermaga Sistem Dolphin dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena Struktur Dermaga Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk menerima beban-beban ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas sertaconveyors. Struktur Dermaga Sistem Dolhpin biasanya digunakan untuk:
·         Dermaga ferry untuk kapal jenis Ro-Ro
·         Dermaga untuk bulk untuk loading batu bara serta loading-unloadingminyak.



Gambar 8. Jenis Dermaga Sistem Dolphin

Ciri-ciri Dermaga Sistem Dolphin adalah:
a. Kolam pelabuhan jauh dari garis pantai. Oleh karena itu dibuat jembatan penghubung antara platform dengan terminal di darat.
b.    Berdasarkan fumngsinya, struktur dermaga dibagi menjadi dua bagian:
·      Working platform (jetty head), digunakan untuk menempatkan peralatan bongkar muat (unloading arms dan vapour return line arm), katup-katup pipa, dan lain-lain.
·      Berthing dolphins dan mooring dolphins, digunakan untuk bersandar dan mengontrol kapal yang berlabuh.
c. Working platform (jetty head) tidak dirancang digunakan untuk menahan gaya horizontal yang ditimbulkan kapala saat bersandar dan berlabuh seperti yang diterima oleh berthing (breastingdolphins dan mooring dolphinsJetty head merupakan platform yang terdiri dari loading/unloading arm, area perbaikan, bangunan perbaikan, jetty crane, menara kebakaran, jalan, dan lainnya. Biasanya jetty headberukuran 20 x 30 m.
d. Approach bridge terdiri dari jalan darat dengan lebar 2,5-3,5 m, jaringan pipa, saluran perbaikan, lampu penerangan, dan fasilitas lainnya. Panjang approach bridge ini bervariasi dan tergantung kondisi sekitar sehingga bisa memcapai beberapa kilometer.
e. Berthing atau breasting dolphin berfungsi untuk menahan energi kinetik saat kapal bersandar, menahan kapal selama angin pesisr bertiup, dan memperkuat spring lines dari kapal.
f. Mooring dolphins berfungsi untuk memperkuat mooring lines (breastdan stearn line) yang melintang.
Panjang dermaga ditentukan oleh LOA kapal yang akan dilayani, seperti disebutkan dalam panduan British Standard Code of Practise for Design of Fendering and Mooring System, yaitu:
a.       Jika menggunakan 4 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin bagian terluar (exterior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terbesar. Untuk breasting dolphin bagian dalam (interior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terkecil.
b.      Jika menggunakan 2 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin berjarak 0,3 LOA dari kapal terbesar.
c.       Jika menggunakan bow dan stern line, spasi antara mooring dolphinterluar (exterior) berjarak 1,35 LOA dari kapal terbesar.
d.      Spasi antara mooring dolphin dalam (interior) berjarak 0,8 LOA dari kapal terbesar.
e.       Jarak aman ujung-ujung dermaga adalah 10 m.

Breasting dolphin (berthing dolphin) diletakkan berhadapan langsung atau menempel dengan badan kapal pada saat kapal bersandar. Mooring dolphindiletakkan dibelakang berthing line atau garis sandar kapal, dengan jarak 34,5-49,5 m supaya mooring line tidak terlalu kendor.


Gambar 9. Detail Struktur Dermaga Sistem Dolphin


Proses Pembangunan Pelabuhan

Pembangunan pelabuhan dewasa ini sudah semakin berkembang, hampir seluruh wilayah pesisir di Indonesia mulai membangun pelabuhan, baik itu pelabuhan perintis ataupun pengembangan pelabuhan yang telah ada karena tidak mencukupi lagi kapasitasnya. Dengan dibangunnya sebuah pelabuhan akan memiliki dampak positif bagi daerah tersebut karena tentu akan menambah aktivitas ekonomi disana. Dalam membangun sebuah pelabuhan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sehingga pelabuhan tersebut dapat dibangun. Proses membangun pelabuhan secara umum yang pada prinsipnya didasarkan pada PP No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan.


Gambar 10. Proses Pembangunan Pelabuhan

Pertama, untuk membangun pelabuhan perlu dilakukan Studi Kelayakan (Feasibility Study). Dapat juga disebut FS. Dalam dokumen FS ini, dijelaskan mengenai kelayakan dari dibangunnya sebuah pelabuhan. Aspek yang ditinjau meliputi aspek ekonomi, finansial, kebijakan, dan operasional. Aspek ekonomi dibahas bagaimana akan menimbulkan manfaat bagi daerah yang akan dibangun pelabuhannya. Sedangkan aspek finansial memaparkan bagaimana investor akan mendapatkan kembali manfaat dari hasil investasinya. Lalu aspek kebijakan, menjelaskan apakah pembangunan ini sejalan dengan kebijakan dari pemerintah pusat, sesuai dengan tata ruang wilayah nasional dan daerah. Aspek operasional adalah apakah secara teknis dan operasional, pelabuhan tersebut dapat dibangun. Dari aspek teknis ini pun akan mengeluarkan gambaran layout dari pelabuhan itu dan diperuntukkan untuk kapal seberapa besar. Kesimpulan dari FS tersebut adalah apakah pelabuhan layak untuk dibangun atau tidak.


Gambar 11. Dimensi Pelabuhan

Kedua, Jika dokumen FS selesai, maka perlu dibuat juga rencana induk pelabuhan atau biasa disebut masterplan. Di dalam masterplan inilah rencana pengembangan dan peruntukkan wilayah kerja pelabuhan disekitarnya akan seperti apa dalam 5, 10, 20 tahun mendatang. Begitu juga dalam dokumen ini, dijelaskan mengenai UKL-UPL/AMDAL dari pembangunan pelabuhan ini. Sehingga dalam masterplan ini akan terlihat rencana pengembangannya dan bagaimana tata guna tanahnya sehingga tidak mengganggu daerah-daerah lainnya. Oleh karena itu diperlukan juga DLKr (Daerah Lingkungan Kerja) dan DLKp (Daerah Lingkugnan Kepentingan) dari pelabuhan tersebut.
Bersamaan dengan rencana induk pelabuhan, maka dokumen desain pelabuhannya pun bisa dibuat atau biasa disebut Survey, Investigation, dan Design (SID). Dalam dokumen ini, desain secara teknis dibuat, mulai dari survey geotekniknya. Untuk survey topografi dan batimetri, dilakukan ketika akan menyusun FS. Survey geotek dilakukan ketika layout pelabuhan tersebut sudah fix. Selanjutnya desain strukturnya pun dilakukan sehingga dokumen akhir dari SID ini adalah laporan final yang terdiri dari Laporan Survey, Laporan Detail Engineering Design (Perhitungan teknis), Album gambar, Spesifikasi teknis, serta RAB-nya.

Sekian pembahasan tentang pelabuhan dan jenis jenis strukturnya. Semoga bermanfaat 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar